Inilah Pengantar untuk SEKUNTUM CINTA DI TENGAH DUSTA. Disini akan dijelaskan
secara terang benderang, pokok-pokok bahasan yang tertuang di inti cerita. Kandita
Ekaturangga sudah berhasil mendapatkan sekuntum cinta yang ada di hati Krishna
Tritaksaka, meski dia mendapatinya dalam keadaan yang hampir layu, bahkan
beberapa helai mahkota nya sudah berguguran, dan Kandita akan berusaha untuk
memupuk kembali sekuntum cinta itu dengan ketulusan dari dalam hatinya, dan Kandita
akan menyirami sekuntum cinta itu dengan pengorbanan dari jiwanya.
Satu
bulan berlalu sejak Krishna dan Kandita memutuskan untuk bertunangan. Pilihan
yang tepat bagi Krishna, karena Krishna adalah orang yang ingin mencintai, dan Kandita
adalah orang yang ingin dicintai. Krishna bukan tidak menyadari bahwa Kandita
mencintai dirinya, dia hanya belum menyadari hal itu. Sama seperti kebanyakan
penumpang KRL Ekonomi yang belum menyadari betapa pentingnya jika seluruh
rangkaian KRL Ekonomi di transformasi menjadi kereta ber-AC.
Kok
jadi ngomongin kereta lagi sih? Pada intinya Krishna belum menyadarinya waktu
itu. Tapi sekarang, Krishna sudah memahami betapa besar cinta Kandita
kepadanya. Betapa Kandita ingin mendampinginya, dia pun tahu. Krishna sudah
tidak lagi memikirkan Tiffany, gadis yang mengguncangkan hatinya dengan satu
kejapan mata. Krishna juga sudah tidak lagi memikirkan Tania, yang telah
memporakporandakan hatinya, kemudian meninggalkannya.
Hatinya
sudah tetap, jiwanya sudah mantap, dan pikirannya sudah bulat, untuk menjadikan
Kandita sebagai istrinya, membangun keluarga bersama Kandita, menjadi pasangan
suami-istri muda, memiliki dua anak yang lucu-lucu, yang bertumbuh besar, dan
mereka akan menjadi tua bersama.
Tapi
apakah sekuntum cinta itu akan berada di tempat yang semestinya? Apakah
sekuntum cinta itu akan berada di tempat yang aman? Apakah sekuntum cinta itu
akan selalu berada di tengah-tengah ketulusan? Memang seharusnya begitu, supaya
semua berjalan selaras. Tapi, tidak akan asik ceritanya jika semua berjalan
sesuai dengan apa yang seharusnya.
Para
peneliti mengenal konsep Das Sein dan
Das Sollen. Yang tertulis, dan yang
terjadi pada kenyataan. Jika yang tertulis dan yang terjadi itu sama atau
berjalan selaras, maka tidak ada masalah disitu; tidak ada yang perlu
diperbincangkan. Tetapi jika kedua hal itu saling bersinggungan, tidak selaras,
bersilangan, maka itulah yang harus dipelajari kenapa, dan bagaimana, serta apa
yang membuat persilangan itu.
Krishna
dan Kandita akan berpisah, berpisah dalam arti secara fisik. Tubuh mereka lah
yang berpisah, yang satu ke utara, yang lainnya ke selatan. Disinilah cinta
diuji, seperti sebilah besi yang belum berarti apa-apa. Ketika dipanasi oleh
bara api, batang besi itu akan membara, dan seseorang akan menempa nya, menjadi
sebilah pedang tajam yang siap menebas apa pun yang mengganggu jalan
pemiliknya. Begitupun cinta diantara mereka. Seperti seekor ulat bulu yang
menjijikan, yang bersembunyi didalam kepompongnya, sampai waktu yang tidak
ditentukan,
Oh,
iya. Di dalam cerita ini, akan sedikit menceritakan Marsha Adisti
Dwiprahyangan, adiknya Kandita, sebagai apa? Pada intinya seru deh! Anissa,
teman sekerja Krishna yang akan ditugaskan bersama dengan Krishna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar